Saat Luhut Terkesima Meninjau Fasilitas Canggih di Kapal OceanX
SINGAPURA. OceanXplorer, kapal canggih milik organisasi global untuk eksplorasi laut OceanX, saat ini tengah berlabuh di Singapura. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat meninjau fasilitas yang ada di kapal yang akan melaksanakan misi penting di perairan Indonesia dalam program Blue Halo S itu.
Program Blue Halo S merupakan inisiatif dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Konservasi Indonesia, Conservation International, dan Green Climate Fund (GCF). Program ini akan menyasar Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang mencakup lima wilayah, dari Aceh hingga ke Sulawesi.
Kapal OceanXplorer merupakan institusi penelitian terapung yang dilengkapi dengan peralatan lengkap. Di kapal ini, para ilmuwan dari berbagai institusi kelautan di seluruh dunia dapat mengkarakterisasi kualitas geologi, oseanografi, dan biologi ekosistem secara komprehensif, mulai dari permukaan hingga ke dasar laut.
Alat-alat canggih di kapal ini dapat mengumpulkan semua jenis data ilmiah. Sistem yang terpusat di atas kapal menyediakan potensi analisis dan visualisasi data-semuanya tanpa perlu mengirim data atau sampel ke laboratorium eksternal untuk diproses. Melalui kemampuan peluncurannya yang simultan, OceanXplorer dapat mengerahkan serangkaian aset penelitian kelautan yang unik untuk membuka rahasia kehidupan beberapa makhluk laut yang paling misterius.
Ketika meninjau ruangan kapten kapal, Luhut sempat terkesima. Kapten OceanXplorer Roger Solem mengatakan kapal tersebut dilengkapi dengan global dynamic positioning system dan sekitar 90 kamera CCTV di sekeliling kapal. Kapal OceanXplorer juga memiliki fasilitas autopilot seperti halnya pesawat terbang.
"Kami tinggal bilang ke sistem navigasi bahwa kami ingin tiba di Singapura pada jam 10 malam ini. Sistem akan otomatis mengarahkan kapal ke Singapura dan tiba pada waktu yang kita inginkan," kata Gerrard Harvey, Head of Marine Operations OceanX.
Namun, kapten kapal harus kembali memegang kendali secara manual ketika ada kapal lain yang akan melintas sehingga kapal tidak bertabrakan. "Suatu hari nanti Anda mungkin tidak perlu melakukan itu lagi, dengan teknologi yang semakin canggih," kata Luhut.